Musisi dan Badai Pandemic

Fenomena pandemic covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari empat bulan secara tanpa ampun memutus mata rantai kehidupan segenap pekerja kreatif di dunia musik. Mulai dari strata terbawah seperti para kru, kemudian teknisi, para awak panggung hingga musisi. Semua lini kegiatan lumpuh. Ini menyebabkan kesulitan yang  nyata belum ditemukan jalan keluarnya.  

Prahara covid-19 menyergap di saat insan seni musisi tidak siap menghadapinya, bukan saja dalam skala nasional, melainkan dah skala internasional. Di Amerika, tidak kurang mantan pemetik bas The Beatles Paul McCartney dan supergrup The Rolling Stones menyerukan kepada pemerintahan Donald Trump agar memperhatikan dengan serius nasib para pekerja seni. Supergrup yang tidak kalah legendaris, Deep Purple, mengambil langkah cepat dengan cara memperoduksi besar-besaran merchandise yang seluruh hasil penjualannya diperuntukan bagi seluruh tim management mereka agar dapat bertahan hidup karena untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan, salah satu pionir hard rock yang pernah beberapa tampil di Jakarta ini tidak mungkin melakukan pertunjukan.      

Di Jakarta,  sejumlah perwakilan musisi, sebagian besar didominasi oleh musisi yang biasa mengisi acara reguler di sejumlah kafe, berusaha menyampaikan aspirasi kepada pemerintah masih hasilnya masih harus diminta bersabar. 

Merasa prihatin atas situasi yang tengah menimpa industri panggung musik Indonesia, maka POS Entertainment telah memutuskan untuk terjun langsung menjadi bagian dari solusi tersebut. Sebagai production house yang telah berpengalaman

dalam management artis mau pun bisnis pertunjukan, POS Entertainment tergerak untuk berbuat langkah kongkrit dalam merangkul musisi kafe agar agar tetap dapat berkegiatan positif di tengah himpitan kondisi sulit. Ada pun caranya adalah dengan menampilkan mereka dalam bentuk pertunjukan live streaming secara periodik. Sudah tentu penyelenggaraannya tetap dilaksanaan dengan mematuhi semua protocol kesehatan  

Para musisi kafe tersebut akan membawakan lagu-lagu cover versions dari penyanyi solo/band  yang lagu-lagunya telah sangat dikenal, baik nasional mau pun internasional, sehingga secara bisnis pertunjukan tetap memiliki daya jual. A Tribute Series adalah nama event yang akan diusung oleh POS Entertainment. Filosofinya dimaksudkan untuk membangun rasa saling menghormati sesama satu profesi dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh pagebluk covid – 19.

Ada pun nama-nama band/penyanyi solo yang akan ditampilkan karyanya oleh POS Etertainment antara lain : God Bless, Iwan Fals, Slank, Gombloh, Fariz RM, Ebiet G Ade, Duo Kribo, Benyamin S, Trio Bimbo, Nicky Astria, Vina Panduwinata, The Beatles, The Rolling Stones, Yes, Pink Floyd, Deep Purple, Queen, Madonna, Kansas, Duran-Duran, The Police dll. 

Selain musisi kafe yang akan ditampilkan secara bergantian juga akan ada penampilan khusus nama –nama terkenal yang sudah terbiasa/pernah membawakan karya band/penyanyi solo tertentu. Contoh adalah Grass Rock (Yes), Second Born (Queen), The Cabalbroker , G-Pluck (The Beatles) atau pun El Pamas (Pink Floyd).

God Bless

God Bless merupakan band rock tertua Indonesia yang tetap aktif manggung dan rekaman.  Sejumlah besar musisi rock papan atas tanah air pernah memperkuat formasi band yang didirikan pada tanggal 5 Mei 1973 ini. Antara Jockie Soeryo Prayogo, Keenan Nasution, Teddy Sudjaya, Deddy Stanzah, Deddy Dores, Fuad Hassan, Odink Nasution, Dodo Zakaria, Debby Nasution, Gilang Ramadhan hingga Yaya Moektio.

Album terakhirnya, “Cermin 7” (2027), menjadi album kebangkitan setelah tujuh tahun non aktif. Berkat album yang diproduksi sendiri melalui label Rumah Kita Production, God Bless disibukkan oleh berbagai panggung pertunjukan dalam kurun 2018 – 2019 termasuk mendampingi sejumlah grup mancanagara seperti Dream Theater, Megadeth, Europe, Scorpions mau pun Whitesnake.  

Personil :

Achmad Albar : Vokal

Ian Antono : Gitar

Donny Fattah : Bass

Abadi Soesman : Keyboard

Fajar Satritama : Drum

Diskografi :

1975 – God Bless

1980 – Cermin

1988 – Semut Hitam

1989 – Raksasa

1997 – Apa Kabar

2009 – 36th

2017 – Cermin 7

The Beatles

Usia band asal Liverpool, Inggris ini hanya 10 tahun (1960 – 1970), akan tetapi pengaruhnya terasa hingga hari ini. The Beatles bukan hanya mempengaruhi cara bermusik, tetapi lebih jauh lagi berhasil mengubah  gaya hidup anak muda di seluruh dunia. Mulai cara berpakaian, sisiran rambut, hingga ke model sepatu.  Melalui The Beatles –lah ungkapan ‘British Invasion’ yang sangat terkenal, merujuk kepada serbuan band Inggris ke Amerika yang dimulai oleh pendaratan pertama The Beatles pada 1964. Album “A Hard Day’s Night” tanpa bias ditahan segera menguasai pasar musik Amerika. 

Kehidupan The Beatles bukan hanya menarik dari revolusi musiknya, melainkan juga pertentengan sesama anggota yang tidak kunjung reda. The Beatles menolak undangan resmi makan malam dari Ratu Inggris. Mereka juga mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa mereka lebih terkenal dari Yesus, yang memantik kemarahan rakyat Amerika sehingga album-album The Beatles dibakar massa. Akan tetapi The Beatles adalah fenomena ajaib. Lagu-lagunya tidak pernah membosankan dan tetap digemari hingga kini bahkan oleh generasi milenial. 

The Beatles adalah raja musik pop dunia yang sebenar-benarnya.  

*****

Personil : 

John Lennon : Vokal/piano

Paul Mc Cartney : Vokal/Bass

George Harrison : Vokal/rhythm

Ringo Starr : Vokal : Drum

Diskografi : 

1963 – Please Please Me

1963 – With The Beatles

1964 – A Hard Day’s Night 

1964 – Beatles For Sale

1965 – Help

1965 – Rubber Soul 

1966 – Revolver

1967 – Sgt. Peppers Lonely Heats Club

1967 – Magical Mistery Tour 

1968 – White Album

1969 – Yellow Submarine

1969 – Abbey Road

1970 – Let It Be   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *